Home | Vol 14 Table of Contents | Previous Issues | Contact Us: 07 55278753 / 0405463663 | Email: judybyronbay@yahoo.com

Indonesian Film Festival

Oleh: Citra

Article Courtesy of the Suara Indonesia Magazine, November-December 2002

Berawal dari suksesnya film independent Jelangkung, Industri perfilman di Indonesia semakin membaik. Banyak filmmaker-filmmaker muda dan berbakat bereksperimen dan berani mengeluarkan karya baru yang kreatif.

Film film baru banyak dirilis di Indonesia serta mendapat sambutan yang meriah dari konsumen dalam negeri.
Pada awal mei lalu, salah satu film karya Miles Production ditayangkan di kota Sydney dan Melbourne.

Film yang berjudul Ada Apa Dengan Cinta boleh dibilang sangat sukses dan mendapatkan sambutan hangat penonton baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini membuktikan bahwa warga Indonesia diluar negeri ikut mendukung perkembangan perfilmannya.

Tayangan film ini dilanjutkan dengan acara lelang"kencan" semalam bersama bintang utama Dian Sastro dan Nicholas Saputra yang sangat banyak perminatnya. Kemudian pada tanggal 1-6 Oktober yang lalu telah berlangsung Indonesia Film Festival di Melbourne dengan hasil yang sangat positif untuk perkembangan Industri perfilman Indonesia.

Banyak warga Sydney, Perth dan Adelaide yang datang untuk menyaksikan acara ini. Film yang ditayangkan antara lain Cau Bau Kan, Eliana Eliana, Ada Apa Dengan Cinta, Pasir berbisik, Pachinko, Bendera, Petualangan Sherina, Beth, Tragedy, Tato, Halo Kang Amat, dan Jelangkung. Sutradara dan Aktor yang hadir di Festival antara lain; Riri Riza (Eliana Eliana), Hari Dagoe (Pachinko), Titi Kamal (Tragedy), Lola Amaria (Cau Bau kan), dll.

Selain itu dua film karya pelajar Melbourne Aku Dia Dan Mereka dan Indah Dalam Praduga juga ikut ditayangkan. Sambutan penonton sangat luar biasa, hal ini terbukti dari penjualan tiket yang sold out.

Ajang pemutaran film Indonesia ini menjadi sarana sosialisasi yang sangat efektif karena banyak pelajar Indonesa dari luar Melbourne yang ikut berpartisipasi. Selain itu cukup banyak pengunjung local (Australia) yang tertarik pada film-film Indonesia dan perkembangannya.
Selanjutnya pemutaran salah satu trailer film pelajar dari Sydney, yang berjudul Bunian mendapat sambutan yang cukup memuaskan bagi para pembuatnya.

Masih ada lagi pemutaran short film dan workshop untuk para filmmaker yang dipandu oleh sutradara-sutradara besar.
Pada akhirnya diharapkan Festival Film Indonesia di Melbourne adan menimbulkan rangsangan yang positif untuk diteruskan kelangsungannya dimasa mendatang.

Semoga acara ini bisa meluas ke kota-kota lain di Australia, sehingga dengan demikian produksi film-film Indonesia akan lebih meningkat. Insya Allah!

suaraindonesiamagazine@yahoo.com.au

Home | Vol 14 Table of Contents | Previous Issues